Kamis, 16 Oktober 2014

analisis biaya volume laba

Ini ni salah satu tugas yang pernah ku buat.
monggo yang butuh tambahan informasi.




ANALISA BIAYA VOLUME LABA 

Asumsi yang mendasari Analisis Biaya-Volume-Laba;
 a. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variable ataupun biaya tetap.
 b. Fungsi jumlah biaya adalah linear dalam kisaran relevan
 c. Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan
 d. Analisisnya untuk sebuah produk, atau bauran penjualan dari bermacam-macam produk adalah konstan dalam kisaran relevan.
 e. Hanya terdapat satu pemicu biaya; volume unit produk atau rupiah penjualan
f. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan awal dan akhir periode adalah sama.

A.    Menentukan Titik Impas dalam Unit

Analisis Biaya Volume Laba atau Cost-Volume-Profit Analysis (CVP Analysis) adalah suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya keadaan atau kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu perusahaan dan membantu mencarikan solusi atau pemecahannya. CVP Analysis ini menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas penjualan dan harga jual, serta semua informasi keuangan yang terkandung di dalamnya.
CVP Analysis ini dapat dimulai dengan menentukan Titik Impas. Titik Impas (Break Even Point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Keputusan awal perusahaan dalam mengimplementasikan pendekatan unit yang terjual pada analisis CVP adalah menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Keputusan kedua terpusat pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan variabel.

 Penggunaan Pendekatan Laba Operasi dalam CVP Analysis
Ø

Laba operasi mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. pendapatan penjualan = harga jual per unit x jumlah unit yang terjual
 total biaya variabel = biaya variabel per unit x jumlah unit yang terjual.
 
Laba Operasi = (Harga x Jumlah Unit Terjadi) - (Biaya Variabel per unit x Jumlah unit terjual) -Total Biaya Tetap.
Contoh:
Harga jual 20.000/unit
Biaya Variabel 7500/unit
Biaya tetap 2.000.000
       hitunglah titik impasnya (BEP)
Penjualan = Biaya variable + Biaya tetap + Laba bersih
 20.000 x = 7.500 x (+)2.000.000+ 0
12.500 x = 2.000.000
 X = 2.000.000 (:) 12.500
 X = 160 buah
Maka titik impas (BEP) penjualannya adalah = 160 x Rp. 20.000,00 yaitu Rp. 3.200.000,00
 Titik impas terjadi ketika perusahaan mampu menjual 160 unit dengan harga jual Rp. 3.200.000,00

 Penggunaan Margin Kontribusi dalam CVP Analysis
Ø

Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap. Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita akan mendapatkan persamaan dasar impas berikut :

Jumlah Unit = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Unit

 Penjualan Dalam Unit yang Diperlukan Untuk Mencapai Target Laba

BEP juga dapat dicari dengan rumus sbb;
 BEP (unit) = (Biaya tetap / marjin kontribusi per unit) atau BEP (Rp) = Biaya Tetap / Rasio marjin kontribusi)
 Dari soal di atas maka BEP dapat dihitung sbb;
 BEP (unit ) = (2.000.000 / 12.500) = 160 buah
BEP (Rp) = (2.000.000 / 62.5 %) = Rp. 3.200.000,00

• Target Laba Dalam Jumlah Rupiah

Target laba = (harga/unit X Unit) – (biaya variabel/unit X Unit) – (biaya tetap)

• Target Laba dalam Persentase dari Pendapatan Penjualan

P%(harga/unit)(unit) = (harga/unit X Unit) – (biaya variabel/unit X Unit) – (biaya tetap)

• Target Laba Setelah Pajak

Laba bersih = Laba Operasi – Pajak penghasilan
                   = Laba Operasi – (Tarif pajak x Laba operasi)
                  = Laba Operasi ( 1 – Tarif pajak)
Laba Operasi = Laba Bersih / (1 – Tarif pajak)

B.     Menentukan Titik Impas dalam Rupiah Penjualan

Untuk menghitung titik impas dalam rupiah penjualan, biaya variable didefinisikan sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Rasio biaya variable merupakan bagian dari setiap rupiah penjualan yang harus digunakan untuk menutupi biaya variabel. Rasio biaya variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari rupiah penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio margin kontribusi.

 Rasio biaya variabel = (biaya variabel per unit)/(harga jual per unit).

margin konstribusi adalah bagian dari setiap rupiah penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba. Maka berdasarkan pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa
 Rasio margin kontribusi = (margin kontribusi per unit)/(harga jual per unit)

Untuk biaya tetap, terdapat tiga kemungkinan:
·         jika biaya tetap yang sama dengan margin kontribusi, maka laba operasi sama dengan nol dan perusahaan berada dalam keadaan impas.
·          Jika biaya tetap yang lebih kecil dari margin kontribusi maka perusahaan menghasilkan laba (atau laba operasi positif) .
·          jika biaya tetap yang lebih besar dari margin kontribusi, perusahaan mengalami kerugian operasi.
Titik impas dalam rupiah penjualan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba Operasi = Penjualan – (Rasio biaya variabel X penjualan) – biaya tetap

Target Laba dan Pendapatan Penjualan

Menentukan penjualan perusahaan untuk menghasilkan target laba yang dingiinkan, dengan cara:

Penjualan = (biaya tetap + target laba)/(rasio margin kontribusi)

C.     Analisis Multiproduk

Dalam analisis multiproduk, perlu dilakukan pemisahan antara beban tetap langsung dan beban tetap umum. Beban tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada. Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk dieliminasi. Margin produk impas masing masing produk hanya akan menutup biaya tetap langsung. Sementara itu, biaya tetap umum masih belum tertutupi. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan bauran penjualan atau sales mix. Bauran penjualan adalah kombinasi relatif dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Penentuan bauran penjualan memungkinkan untuk mengkonversi masalah multiproduk ke dalam format CVP produk tunggal. Untuk menggunakan pendekatan titik impas dalam unit, harga jual per paket dan biaya variabel per paket harus diketahui. Untuk menghitung nilai-nilai paket tersebut diperlukan bauran penjualan, harga setiap produk dan setiap biaya variabel.
Paket impas = (total biaya tetap)/(margin kontribusi per paket)

D. Representasi Grafis dari Hubungan CVP
 
Grafik Laba Volumev

Grafik laba volume (Profit Volume Graph) menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi (laba operasi = (harga x unit) – (biaya variabel per unit x unit) – biaya tetap). Dalam grafik ini, laba operasi merupakan variabel terikat dan unit merupakan variabel bebas. Nilai variabel bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variabel terikat pada sumbu vertikal.
 Grafik Biaya Volume Laba
v
Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah, garis total pendapatan dan garis total biaya. Persamaan dari garis ini adalah :

Pendapatan = Harga x Unit

Total biaya = (Biaya variabel per unit x Unit) + biaya tetap

Asumsi – Asumsi Pada Analisis Biaya Volume Laba :
       I.            Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear.
    II.             Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
 III.             Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual.
 IV.             Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui.
    V.             Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.Ø


E. Perubahan dalam Variabel CVP

Ada beberapa cara untuk manajer menghadapi resiko dan ketidakpastian. Pertama, pihak manajemen harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya, dan kuantitas di masa depan. Selanjutnya para manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan kisaran titik impas. Para manajer juga dapat menggunakan analisis bagaimana-jika (what if) selain analisis sensitivitas.
 Margin pengamanan (margin of safety) adalah unit yang terjual atau
v diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan melebihi volume impas. Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar dari resiko.
 Pengungkit operasi (operating leverage) merupakan penggunaan biaya
v tetap untuk menciptakan perubahan presentase laba yang lebih tinggi ketika aktivitas penjualan berubah. Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = margin kontribusi/laba operasional

F. Analisis CVP dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua kategori : biaya variabel dan biaya tetap. Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan unit dan non-unit.
Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas konvensional mengungkapkan dua perbedaan yang signifikan. Pertama, biaya tetapnya berbeda. Beberapa biaya yang sebelumnya diidentifikasi sebagai biaya tetap dapat berbeda dengan penggerak. Kedua, pembilang pada persamaan impas ABC memiliki dua istilah biaya variabel non-unit : satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan batch dan satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan keberlanjutan produk.Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit yang dijual berkurang dan biaya tetap bertambah.

By :
 v  Hansen, Don R & Maryanne M. Mowen.Akuntansi Manajerial, edisi 8. Jakarta:Salemba.2009.